Pada masa penjajahan belanda di gampong kuta trieng terdapat banyak pohon bambu. Pemberian nama kuta trieng itu sendiri diambil dikarenakan di gampong tersebut banyak ditumbuhi oleh pohon bambu yang dalam bahasa acehnya disebut “bak trieng“. Sedangkan pengambilan nama kuta diambil karena di gampong tersebut dipenuhi dengan banyak pohon bambu yang identik dengan keramaian sebuah kota. Pada masa penjajahan belanda masyarakat gampong Kuta Trieng bersembunyi dibelakang kumpulan pohon bambu tersebut.
Meureudu sudah menjadi pusat pemerintahan kabupaten pidie jaya. Dibeberapa tempat, ada peninggalan-peninggalan sejarah yang masih tersisa dan bisa dikunjungi. Sekitar tiga kilometer dari pusat pemerintahan pidie jaya, sebuah masjid tua yang kubahnya menyerupai seperti kubah sejumlah mesjid di madinah, arab saudi. Masjid itu terletak di simpang beuracan, gampong kuta trieng.
Masjid itu dinamakan sebagai mesjid tgk dipucok krueng dan dibangun oleh tgk abdussalim diatas tanah wakaf milik warga. Beliau merupakan salah satu warga arab saudi yang ingin menyiarkan islam di aceh semasa kerajaan iskandar muda.